Sabtu, 25 April 2009

KELEWATAN....

posted on april 21st, 2009 (facebook)

Tanggung bulan. Daripada bete mikirin duit yang udah makin tipis, mikirin masalah yang makin numpuk, mending cerita yang ringan-ringan aja...

Ini cerita tentang perjalanan sehari-hari di kereta ekonomi, armada yang setia mengantar saya pulang pergi dari rumah ke tempat kerja. Kereta ini merupakan transportasi paling efektif dari Bogor menuju Jakarta karena : cepat (kalo pas gak ada gangguan apalagi mogok!!) dan murah (ini nii.. pas sama kantong kuli gurem!). Tapi jangan tanya tentang keamanan dan kenyamanannya...cerita dibawah ini masih berhubungan dengan ironi berikut.
Jam 06.39, terdengar suara pengumuman dari petugas KRL "Dari arah selatan..akan masuk kereta tujuan Jakarta Kota..kereta hanya 1 set". Byaaaar, orang yang sudah menunggu di peron belakang, langsung berlari menuju ke gerbong tengah. For your information : kereta biasa berjalan 2 set, dalam artian, terdiri dari 8 gerbong dimana 1 set-nya adalah 4 gerbong. Dengan demikian, kereta 1 set yang diumumkan diatas berarti kereta hanya terdiri dari 4 gerbong. Tak ayal lagi, terjadilah penumpukan penumpang..sudah kereta sebelumnya batal berangkat, ditambah ini 1 set pula. Alhasil, penumpang 2 kereta ngumpul di 1/2 kereta. Gubraaaak...!! Penumpang yang takut terlambat, termasuk suami saya, akhirnya nekat masuk.
Di dalam kereta kenyamanan sudah pada limit minimum. Berdiri masih dengan 2 kaki tegak boleh dibilang masih beruntung, karena saking penuhnya kadang-kadang 1 kaki sudah miring karena tak ada jarak dengan orang lain barang se-inci-pun (Posisi Wuenak buat yang pacaran) atau kalau posisinya di depan orang yang duduk, dengkul sudah mati rasa karena saling beradu. Belum lagi ditambah bau dan basah keringat yang bercampur jadi satu. Pfuuiihhhh, lengkap sudah deritanya.
Dari stasiun Bojong Gede, penumpang yang naik makin bertambah, sedangkan penumpang yang turun hanya 1-2 orang saja. Perbandingannya bisa 10:1. Tak terbayangkan penumpang yang mau turun di stasiun Jakarta Kota, masih ada 22 stasiun lagi yang harus dilewati. Waahhh..gak kuaaatt!!. Tak ada yang dilakukan selain bertahan sambil berdoa semoga kereta tidak akan mogok.
Kereta akan memasuki stasiun Pasar Minggu, inilah stasiun dimana penumpang dari arah Bogor mulai banyak yang akan turun. Kereta masih berjalan, tetapi sudah ada desak-desakan menuju arah pintu. Terjadi pergeseran sedikit demi sedikit, mulai ada pertanyaan (atau bentakan!) "mau turun Pasar Minggu Pak / Bu ? Kalau belum turun, geser ke dalam donk!" dan kalimat-kalimat bernada emosi lain.
Memasuki stasiun Pasar Minggu, gelombang besar tidak terhindarkan lagi. , terjadi dorong-dorongan yang semakin dahsyat menuju pintu. Seperti efek domino, penumpang bagian tengah pun terkena imbas mengalami kemiringan sampai 450 bahkan ada yang sampai jatuh segala. Untungnya (sudah seperti ini masih dibilang untung??) kemiringan hanya dilaui beberapa detik untuk kembali ke posisi semula.
Ternyata yang jatuh adalah seorang ibu separuh baya yang langsung berteriak penuh amarah, "IIIHHHH....KELEWATAAAANN..."
Tak lama dari bagian tengah terdengar suara lelaki "emang ibu mau turun dimana??" (dengan nada suara penuh perhatian)
Si ibu yang mulai meleleh karena mersa diperhatiin menjawab, "turun di Manggarai , Dik"
EEehh...si lelaki dengan cengar-cengir menyahut "Manggarai masih 5 stasiun lagi Bu, BELUM KELEWATAN..." hihihi...spontan semua penumpang yang mendengar percakapan tersebut senyam-senyum sendiri..lumayan..ngilangin bete dalam kereta.
Tips of the day : kalo kereta penuh, gak dapet tempat duduk dan berbagai hal nge-BT-in lain, just enjoy it (hal ini tidak berlaku bagi cowok pengidap kelainan yang suka mepet-mepet ke bodi cewek --> untuk efek jera, ini sih mendingan diinjek kakinya, kalo perlu pake high hells!)
"Kisah diatas based on the true story, not mine actually, but my husband. Gara2 cerita ginian doang, saya bayarmahal ke suami, Hehe! (you knowlah...)